Friday, September 21, 2018

MODEL PROSES PENGEMBANGAN PROTOTYPING

Prototyping adalah salah satu pendekatan dalam rekayasa perangkat lunak yang secara langsung mendemonstrasikan bagaimana sebuah perangkat lunak atau komponen-komponen perangkat lunak akan bekerja dalam lingkungannya sebelum tahapan konstruksi aktual dilakukan (Howard, 1997). 

  • Reusable prototype: Prototype yang akan ditransformasikan menjadi produk final. 
  • Throwaway prototype: Prototype yang akan dibuang begitu selesai menjalankan maksudnya. 
  • Input/output prototype: Prototype yang terbatas pada antar muka pengguna (user interface). 
  • Processing prototype: Prototype yang meliputi perawatan file dasar dan proses-proses transaksi. 
  • System prototype: Prototype yang berupa model lengkap dari perangkat lunak. 

Tahap-tahap dalam prototyping boleh dikata merupakan tahap-tahap yang dipercepat. Strategi utama dalam prototyping adalah kerjakan yang mudah terlebih dahulu dan sampaikan hasil kepada pengguna sesegera mungkin. 


Harris (2003) membagi prototyping dalam enam tahapan, tahapan-tahapan secara ringkas dapat dijelaskan sebagai berikut: 



  1. Identifikasi kandidat prototyping. Kandidat dalam kasus ini meliputi user interface (menu, dialog, input dan output), file-file transaksi utama, dan fungsi-fungsi pemrosesan sederhana. 
  2. Rancang bangun prototype dengan bantuan software seperti word processor, spreadsheet, database, pengolah grafik, dan software CASE (Computer-Aided System Engineering). 
  3. Uji prototype untuk memastikan prototype dapat dengan mudah dijalankan untuk tujuan demonstrasi. 
  4. Siapkan prototype USD (User’s System Diagram) untuk mengidentifikasi bagian- bagian dari perangkat lunak yang di-prototype-kan. 
  5. Evaluasi dengan pengguna untuk mengevaluasi prototype dan melakukan perubahan jika diperlukan. 
  6. Transformasikan prototype menjadi perangkat lunak yang beroperasi penuh dengan melakukan penghilangan kode-kode yang tidak dibutuhkan, penambahan program-program yang memang dibutuhkan dan perbaikan dan pengujian perangkat lunak secara berulang.
Tahapan Metode Prototyping

Contoh tahapan metode prototyping

Requirement Gathering



     Pada tahapan prototyping atau phase ini adalah menjelaskan bahwasanya user dan analis melakukan pertemuan lalu kemudian melakukan conversation antara keduanya, user mendeskripsikan mengenai spesifikasi kebutuhan dari aktivitas yang user lakukan seperti dalam pekerjaannya atau aktivitas lainnya, kemudian analis harus berusaha memahami apa maksud dari deskripsi user yang diajukannya tersebut. Dan kedua belah pihak yaitu tentunya antara user dan analis (pengembang) berusaha untuk setuju pada tahap ini.

Formal Language Representation


        Hasil dari tahap atau phase pertama tersebut dijadikan analis sebagai dasar idea (konsep) pembuatan program atau sistem, kemudian pada tahapan ini juga analis menjadikan spesifikasi yang telah diperoleh menjadi konsep yang mudah di mengerti oleh analis dan tentunya dalam tahapan ini analis sudah mengetahui apa maksud spesifikasi dari deskirpsi user tersebut.

Quick Design Prototype



       Pada tahapan atau phase ini analis akan dilakukan perencanaan dan pemodelan secara cepat berupa rancangan cepat (quick design) dan kemudian akan memulai konstruksi pembuatan prototype
Optimization and Tuning


    Selanjutnya pada tahapan atau phase ini program dibuat berdasarkan prototype yang telah diajukan dan disetujui bersama (Team analis), kemudian pada tahap ini juga sebuag program di uji coba oleh analis dan tentunya user, kemudia user menilai apakah program tersebut dapat di terima atau tidak.
         Jika sebuah program tersebut user menolak maka analis harus kembali pada phase atau tahapan sebelumnya untuk memperbaiki kesalahan, kekurangan dan ketidak sesuaian program tersebut dengan spesifikasi user.


Complete Software 

     Pada tahapan ini program telah disetujui (berhasil memenuhi spesifikasi yang diajukan) oleh user dan selanjutnya user dapat menggunakan program pesanan-nya dengan sukses, tentunya pada tahapan ini program telah diserahkan kepada user.

Kelebihan Metode Prototyping
  1. Dapat menjalin komunikasi yang baik antar user dan pengembang sistem
  2. Setiap perbaikan yang dilakukan pada prototype merupakan hasil masukan dari user yang akan menggunakan sistem tersebut, sehingga lebih reliabel
  3. User akan memberikan masukan terhadap sistem sesuai dengan kemauannya
  4. Menghemat waktu dalam mengembangkan sebuah sistem
  5. Menghemat biaya, terutama pada bagian analisa, karena hanya mencatat poin – point penting saja
  6. Cocok digunakan pada sebuah sistem kecil, yang digunakan pada ruang lingkup tertentu, seperti sistem di dalam sebuah kantor
  7. Penerapan dari sistem yang menjadi lebih mudah untuk dilakukan.
Kekurangan Metode Prototyping

  1. Untuk menghemat waktu, biasanya pengembang hanya menggunakan bahasa pemrograman sederhana, yang mungkin rentan dari segi keamanannya
  2. Tidak cocok untuk diimplementasikan pada sebuah sistem yang sangat besar dan global, seperti sistem operasi komputer.

No comments:

Post a Comment